Palembang, Agustus 2025 – Di setiap peringatan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia, selalu ada momen sakral yang ditunggu jutaan rakyat: pengibaran Sang Saka Merah Putih. Di balik tegaknya bendera pada tanggal 17 Agustus, ada kisah perjuangan, disiplin, serta pengorbanan para pemuda terpilih yang bergelar Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka). Tahun ini, SMA Muhammadiyah 1 Palembang patut berbangga, karena empat putra-putri terbaiknya terpilih menjadi bagian dari Paskibraka Kota Palembang 2025.

Mereka adalah Fahri Datan Rofiq (Komandan Pasukan), M. Zaki Alpriyaz (Pasukan 45 Sore), M. Dwi Zaki (Pasukan 17 Pagi), dan Khoirunisa (Pasukan 45 Pagi). Empat nama ini tidak hanya mewakili sekolah, tetapi juga mengharumkan nama SMAMSA di panggung kota, bahkan menjadi simbol harapan dan teladan bagi seluruh siswa lainnya.

Menjadi seorang Paskibraka bukanlah hal yang mudah. Proses seleksi dilakukan dengan sangat ketat dan berlapis. Tahun ini, sekitar 800 peserta didik dari SMA Negeri maupun Swasta se-Kota Palembang mengikuti seleksi. Dari jumlah tersebut, hanya 114 siswa terbaik yang akhirnya dinyatakan lolos menjadi Paskibraka Kota Palembang 2025.

Seleksi terdiri dari delapan tahap: administrasi, tes wawasan kebangsaan, tes intelegensi umum, tes kesehatan, tes parade, tes peraturan baris-berbaris, tes jasmani, hingga tes kepribadian. Setiap tahap menjadi gerbang yang menyaring mereka yang tidak hanya kuat secara fisik, tetapi juga matang secara mental, disiplin, dan berkarakter.

“Setiap tahap adalah tantangan,” ungkap M. Dwi Zaki, salah satu anggota pasukan 17. “Terkadang kami merasa lelah, tapi semangat untuk bisa mengibarkan bendera di hari kemerdekaan selalu menjadi motivasi yang menguatkan.”

Setelah resmi terpilih, para anggota Paskibraka menjalani Pendidikan dan Latihan (Diklat) di Hotel Aston Palembang dan Jakabaring Sport City (JSC). Di sinilah kisah perjuangan mereka semakin nyata.

Rutinitas dimulai sejak pukul 04.00 dini hari. Setelah shalat Subuh, dilanjutkan dengan senam pagi pukul 05.00, sarapan, lalu apel pagi pukul 06.30. Pada pukul 07.00 mereka menuju JSC untuk latihan intensif hingga pukul 16.00. Setelah itu, kembali ke hotel untuk apel sore, istirahat sejenak, persiapan shalat Magrib, lalu apel malam, makan malam, dan ditutup dengan sesi materi hingga larut malam.

Bagi banyak orang, jadwal ini mungkin melelahkan. Namun bagi mereka, inilah medan tempaan.
Fahri Datan Rofiq, sang Komandan Pasukan, berbagi kisah:

“Hal yang paling seru justru ketika di kamar. Kami bisa saling bercerita, bercanda, bahkan saling menguatkan. Dari situlah terasa bahwa kami bukan lagi sekadar peserta, tapi keluarga.”

Sementara itu, M. Zaki Alpriyaz menemukan makna mendalam dalam proses latihan:

“Yang paling berkesan adalah nilai kebersamaan. Kami belajar untuk melepaskan ego masing-masing, karena di lapangan bukan soal siapa yang paling hebat, tapi bagaimana kami bisa bergerak serentak sebagai satu tim.”

Kebersamaan, disiplin, dan rasa cinta tanah air tumbuh seiring dengan keringat yang tercurah.

Tanggal 17 Agustus 2025 menjadi momen puncak. Dengan penuh wibawa, Fahri Datan Rofiq memimpin pasukan dengan suara lantang dan langkah tegas. Di sisi lain, Zaki, Dwi, dan Khoirunisa bersama rekan-rekan setimnya menunaikan tugas dengan sempurna. Sang Merah Putih berkibar gagah diiringi lagu Indonesia Raya.

Bagi mereka, semua rasa lelah dan perjuangan sebulan penuh seakan terbayar lunas. Air mata haru mengalir di beberapa wajah, bukan karena lelah, tetapi karena bangga bisa menjalankan amanah bangsa.

Tugas mereka tidak berhenti di tanggal 17 Agustus. Setelah resmi bertugas, mereka bergabung dalam wadah Purna Paskibraka Indonesia (PPI). Organisasi ini berfungsi membina, melatih, dan mendampingi generasi Paskibraka berikutnya.

Dengan bergabung ke dalam PPI, keempat siswa SMAMSA ini tidak hanya menyelesaikan tugas, tetapi juga memulai tanggung jawab baru: meneruskan estafet perjuangan dan membina calon pengibar bendera di masa depan.

Kepala SMA Muhammadiyah 1 Palembang, Bapak Muhammad Bustomi, M.Pd.I, menyampaikan kebanggaannya:

“Prestasi ini membuktikan bahwa SMAMSA selalu melahirkan kader terbaik bangsa. Tidak hanya unggul di akademik, tetapi juga di bidang kedisiplinan, kepemimpinan, dan pengabdian. Semoga mereka menjadi teladan dan inspirasi bagi adik-adiknya.”

Kisah Fahri, Zaki, Dwi, dan Khoirunisa memberi pesan jelas: kesuksesan tidak datang dengan mudah, tetapi melalui kerja keras, disiplin, kebersamaan, dan keikhlasan. Mereka adalah bukti nyata bahwa siswa SMA Muhammadiyah 1 Palembang mampu bersaing, berprestasi, dan menginspirasi, bukan hanya di lingkungan sekolah, tetapi juga di panggung kota.