
Bahasa adalah jendela dunia. Melalui bahasa, seseorang tidak hanya belajar berbicara, tetapi juga belajar memahami, berani mengekspresikan diri, dan membuka peluang masa depan. Berangkat dari semangat tersebut, SMA Muhammadiyah 1 Palembang kembali menghadirkan pengalaman belajar bermakna melalui Program Kelas Bilingual Camp di Kampung Inggris, Pare, yang dilaksanakan selama 14 hari, mulai 4 Desember hingga 18 Desember 2025.
Program ini menjadi salah satu agenda unggulan sekolah dalam membekali peserta didik dengan kemampuan bahasa Inggris yang kuat, sekaligus membentuk karakter mandiri, disiplin, dan berakhlak. Sebanyak 36 peserta didik mengikuti program ini dengan pendampingan 4 orang guru pembimbing, dalam sebuah perjalanan panjang yang tidak hanya sarat pembelajaran akademik, tetapi juga penuh cerita, kebersamaan, dan pengalaman hidup yang berkesan.
Rombongan bertolak dari Palembang pada Kamis malam, 4 Desember 2025 pukul 21.00 WIB, menggunakan bus pariwisata. Malam itu menjadi awal petualangan panjang bagi para peserta didik. Meski menempuh perjalanan darat yang cukup melelahkan, semangat mereka tidak surut. Sepanjang perjalanan, bus dipenuhi tawa, obrolan hangat, dan karoke bergantian yang mencairkan suasana.
Sir Aldy, salah satu guru pembimbing, menuturkan bahwa antusiasme peserta didik sangat luar biasa. Energi mereka seakan tidak habis, namun tetap dibarengi dengan sikap tertib dan disiplin. Ketika bus berhenti untuk beristirahat, peserta didik dengan kesadaran sendiri segera melaksanakan salat tanpa harus diarahkan. Kebiasaan baik yang telah ditanamkan di sekolah tampak nyata dalam perjalanan ini.
Setelah menempuh perjalanan panjang, rombongan akhirnya tiba di Kampung Inggris, Pare, pada Jumat, 5 Desember 2025 pukul 20.00 WIB. Tim dari Global English Pare telah siap menyambut kedatangan peserta didik dengan hangat. Proses penyambutan berlangsung tertib, mulai dari turun bus hingga pengantaran ke penginapan, menciptakan kesan pertama yang nyaman dan menyenangkan.
Kehadiran Sir Pito, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum SMA Muhammadiyah 1 Palembang, yang turut menghantarkan langsung peserta didik hingga ke Kampung Inggris, Pare, menjadi momen penting dalam perjalanan program ini. Tidak sekadar mengantar, Sir Pito membawa amanah, harapan, dan kepercayaan sekolah kepada lembaga mitra pendidikan.
Dalam sambutannya kepada pengurus Global English Pare, Sir Pito menyampaikan rasa terima kasih atas kesiapan dan sambutan hangat yang diberikan. Ia secara khusus menitipkan peserta didik SMA Muhammadiyah 1 Palembang untuk dibimbing, diarahkan, dan dididik dengan sepenuh hati, baik dalam aspek akademik maupun pembentukan karakter.
Sir Pito menegaskan bahwa tujuan utama program Bilingual Camp ini bukan hanya peningkatan kemampuan bahasa Inggris, tetapi juga pembiasaan sikap disiplin, tanggung jawab, kemandirian, serta keberanian untuk keluar dari zona nyaman. Ia berharap lingkungan Kampung Inggris dapat menjadi ruang aman dan kondusif bagi peserta didik untuk belajar, mencoba, dan berkembang tanpa rasa takut akan kesalahan.
Dalam pesannya, Sir Pito juga menitipkan nilai-nilai yang selama ini menjadi ciri khas SMA Muhammadiyah 1 Palembang, yakni adab, akhlak, dan kebiasaan ibadah. Ia berharap peserta didik tetap menjaga sikap, nama baik sekolah, serta membiasakan diri dengan nilai-nilai religius dalam setiap aktivitas, baik di dalam maupun di luar kelas.
Pengurus Global English Pare menyambut baik pesan tersebut dan menyatakan komitmennya untuk mendampingi peserta didik secara optimal selama program berlangsung. Penyerahan peserta didik ini menjadi simbol kepercayaan dan sinergi antara sekolah dan lembaga mitra dalam menghadirkan pendidikan yang bermakna.
Momen tersebut sekaligus menjadi penanda dimulainya proses panjang pembelajaran di Kampung Inggris—sebuah perjalanan yang tidak hanya akan mengasah kemampuan bahasa, tetapi juga menempa mental dan karakter peserta didik sebagai generasi pembelajar yang siap menghadapi tantangan masa depan.
Rangkaian kegiatan pembelajaran di Kampung Inggris diawali dengan placement test. Tes ini menjadi langkah penting untuk memetakan kemampuan awal peserta didik, baik dari segi bahasa, akademik, maupun kesiapan belajar. Dengan hasil tersebut, peserta didik ditempatkan pada level dan kelas yang sesuai dengan kemampuannya masing-masing.
Pendekatan ini membuat proses pembelajaran menjadi lebih efektif dan personal. Peserta didik mengikuti program Grammar, Speaking, TOEFL, dan IELTS dengan metode yang komunikatif, aplikatif, dan interaktif. Kelas tidak hanya diisi dengan teori, tetapi juga praktik berbicara, diskusi kelompok, simulasi tes, hingga penggunaan bahasa Inggris dalam aktivitas sehari-hari.
Suasana belajar yang santai namun terarah membuat peserta didik merasa nyaman. Kesalahan tidak lagi dianggap sebagai kegagalan, melainkan bagian dari proses belajar. Dari sinilah perlahan tumbuh keberanian untuk berbicara, mencoba, dan terus berkembang.
Program Bilingual Camp ini tidak semata-mata berfokus pada pembelajaran di ruang kelas. Untuk menjaga semangat dan keseimbangan, peserta didik juga diajak mengikuti kegiatan wisata edukatif. Salah satu agenda yang paling ditunggu adalah kunjungan ke Gunung Bromo.
Keseruan dimulai sejak peserta didik menaiki jip wisata yang membawa mereka menyusuri jalur khas kawasan Bromo. Udara dingin dan suasana pegunungan menjadi pengalaman baru yang mengesankan. Dari perbukitan, peserta didik menikmati keindahan matahari terbit (sunrise), mengabadikan momen bersama dengan latar langit pagi yang memukau.
Perjalanan dilanjutkan menuju kawah Gunung Bromo, menyusuri Pasir Berbisik, dan menikmati keindahan alam yang luas membentang. Kegiatan ini menjadi momen kebersamaan yang mempererat hubungan antarpeserta, sekaligus menumbuhkan rasa syukur atas kebesaran ciptaan Allah SWT.
Bagi para peserta didik, Kampung Inggris bukan sekadar tempat belajar bahasa. Ia menjadi ruang untuk bertumbuh dan mengenal diri sendiri. Hal ini dirasakan oleh Ceca, salah satu peserta program, yang mengungkapkan bahwa sejak hari pertama, suasana Kampung Inggris terasa berbeda.
Lingkungan yang nyaman, tutor yang ramah, serta teman-teman baru membuat setiap hari terasa menyenangkan. Aktivitas belajar dipenuhi interaksi dan kebersamaan, membuat bahasa Inggris tidak lagi terasa asing atau menakutkan. Perlahan, rasa percaya diri tumbuh. Berbicara dalam bahasa Inggris menjadi lebih alami, kosakata bertambah, dan kemampuan mendengarkan semakin terasah.
Lebih dari itu, tinggal jauh dari rumah mengajarkan banyak pelajaran hidup. Peserta didik belajar mandiri, mengatur waktu, beradaptasi dengan lingkungan baru, serta keluar dari zona nyaman. Rasa lelah dan tantangan yang dihadapi justru menjadi proses pembentukan karakter. Ketika menoleh ke belakang, semua perjuangan itu terasa bermakna dan membanggakan.
Bagi Ceca, Kampung Inggris adalah tempat belajar, berproses, sekaligus menciptakan kenangan. Tempat di mana persahabatan terjalin, keberanian tumbuh, dan kerinduan mulai terasa bahkan sebelum perjalanan pulang dimulai.
Pada 18 Desember 2025, rombongan kembali ke Palembang dengan membawa lebih dari sekadar sertifikat atau peningkatan kemampuan bahasa. Mereka pulang dengan pengalaman, kenangan, serta kepercayaan diri yang tumbuh.
Melalui Program Kelas Bilingual Camp ini, SMA Muhammadiyah 1 Palembang menegaskan komitmennya dalam menghadirkan pendidikan yang utuh—menggabungkan akademik, karakter, spiritualitas, dan pengalaman hidup. Program ini bukan hanya perjalanan ke Kampung Inggris, tetapi perjalanan menuju versi terbaik dari diri setiap peserta didik.


