Palembang, Rabu 5 November 2025 (FAI UMP)— Suasana haru dan penuh semangat menyelimuti Aula Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Palembang pada pelaksanaan Yudisium Sarjana ke-XIV. Momen bersejarah bagi para lulusan itu menjadi semakin bermakna dengan kehadiran Muhammad Bustomi, M.Pd., Kepala SMA Muhammadiyah 1 Palembang, yang tampil sebagai motivator utama dalam kegiatan tersebut.

Kehadiran beliau bukan sekadar undangan seremonial, tetapi menjadi simbol keterikatan emosional dan intelektual antara alumni dan almamater. Sebagai lulusan Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Palembang, beliau kembali ke kampusnya bukan hanya untuk mengenang masa lalu, tetapi juga untuk menyalakan semangat baru bagi generasi penerus.

Dalam penyampaiannya, Pak Bustomi menuturkan kisah perjalanan hidup yang menginspirasi — dari seorang mahasiswa yang sederhana hingga dipercaya memimpin salah satu sekolah unggulan utama SMA Muhammadiyah 1Palembang. Ia mengingatkan bahwa keberhasilan tidak datang secara instan, melainkan melalui proses panjang, kerja keras, dan doa yang tidak pernah putus.

“Saya tidak pernah membayangkan akan berdiri di sini hari ini sebagai kepala sekolah. Semua ini berkat doa orang tua, bimbingan dosen, dan niat yang selalu dijaga untuk menolong agama Allah,” ujar beliau penuh rasa syukur.

Beliau menekankan pentingnya menjaga semangat belajar sepanjang hayat. Dalam era yang berubah cepat, kemampuan beradaptasi dan kepekaan terhadap perkembangan teknologi menjadi hal yang mutlak dimiliki oleh setiap sarjana. Namun, beliau mengingatkan agar penguasaan teknologi tidak mengikis nilai-nilai moral dan spiritual.

“Kuasai teknologi, tapi jangan terbuai dengannya. Jadikan teknologi sebagai alat untuk berdakwah, berbuat baik, dan membangun peradaban. Bukan sebaliknya,” tegas beliau dengan suara lantang yang disambut tepuk tangan hadirin.

Lebih lanjut, beliau menyampaikan bahwa ilmu yang diperoleh harus dibarengi dengan akhlak dan karakter yang kuat. Menurutnya, ukuran kesuksesan seseorang bukan hanya terletak pada gelar akademik atau jabatan, melainkan pada sejauh mana ilmu itu memberi manfaat bagi orang lain.

“Orang yang berilmu itu dianggap besar walaupun masih muda. Karena kemuliaan seseorang bukan dari umur atau pangkat, tetapi dari manfaat yang ia berikan kepada sesama,” ucapnya menegaskan.

Dalam suasana penuh kehangatan, beliau juga mengingatkan pentingnya menjadi teladan di lingkungan masing-masing. Setiap sarjana, kata beliau, adalah duta ilmu yang harus menunjukkan perilaku dan etika yang baik di tengah masyarakat.

“Kita ini calon pendidik, calon pemimpin, dan calon teladan. Maka jadilah pribadi yang mencerminkan nilai Islam. Tunjukkan bahwa ilmu kita membawa rahmat, bukan hanya untuk diri sendiri, tapi juga bagi lingkungan sekitar,” tambahnya.

Beliau menutup motivasinya dengan pesan spiritual yang menggugah hati. Ia mengajak seluruh peserta yudisium untuk selalu menggantungkan harapan hanya kepada Allah SWT serta menghormati peran orang tua dan kerabat dalam perjalanan hidup.

“Allah memerintahkan dua hal penting: pertama, imani Allah sepenuh hati; kedua, jangan lupakan orang tua dan kerabatmu. Karena doa merekalah, kalian bisa berdiri di sini hari ini,” tuturnya dengan nada penuh keharuan.

Selain memberikan motivasi, kehadiran Muhammad Bustomi, M.Pd. juga menjadi kebanggaan tersendiri bagi civitas akademika Universitas Muhammadiyah Palembang. Sosoknya mencerminkan alumni yang sukses secara akademik, matang secara spiritual, dan produktif secara sosial. Kiprahnya di dunia pendidikan, khususnya di SMA Muhammadiyah 1 Palembang, menjadi bukti nyata bahwa lulusan FAI UMP mampu berkiprah luas dan membawa perubahan positif bagi masyarakat.

Di bawah kepemimpinannya, SMA Muhammadiyah 1 Palembang terus berkomitmen mencetak generasi berstandar nasional dan berkelas internasional, unggul dalam ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) serta berakar kuat pada nilai-nilai keislaman. Semangat itu sejalan dengan pesan yang disampaikan beliau dalam forum yudisium tersebut — bahwa pendidikan bukan hanya soal transfer ilmu, tetapi juga proses pembentukan karakter dan peradaban.

“Ilmu akan diuji, dan karakter akan dikenang. Maka, jadikan setiap hari sebagai ladang amal. Jangan biarkan waktu berlalu tanpa makna,” pungkas beliau menutup sesi motivasi dengan senyum penuh makna.

Kegiatan yudisium ini dihadiri oleh pimpinan Fakultas Agama Islam, dosen, serta Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sumatera Selatan H. Ridwan Hayatudin, S.H., M.H, yang juga memberikan pesan penting tentang makna ilmu dan tanggung jawab seorang sarjana di tengah masyarakat.

Kehadiran dan pesan-pesan inspiratif dari Muhammad Bustomi, M.Pd. menjadi energi baru bagi para sarjana muda untuk melangkah ke jenjang kehidupan berikutnya dengan keyakinan, karakter, dan semangat dakwah yang kuat — sebagaimana semangat yang terus dihidupkan di lingkungan SMA Muhammadiyah 1 Palembang.